Selasa, 07 April 2015

Pengalaman Pelanggan (Customer Experience) di Restoran The Captain Urban Loungue, Yogyakarta



A. Pengantar
Dewasa kini, kita berada pada era di mana perkembangan dunia bisnis semakin pesat, yaitu di mana para pebisnis bersaing dalam hal menginovasikan produknya atau bahkan infrastruktur dari perusahaan itu sendiri agar perusahaan mereka menjadi lebih unggul dari perusahaan lain (Kusumawati, 2013). Inovasi yang dilakukan bukanlah inovasi yang sederhana atau invoasi hanya sebatas produk dari perusahaan itu saja sebab strategi pemasaran ini cukup familiar di kalangan pebisnis, melainkan inovasi yang dimaksud khususnya dari segi interior, desain ruangan, dekorasi ruangan, fasilitas perusahaan, bahkan desain dari bangunan perusahaan itu sendiri didesain seunik mungkin, dengan tujuan meningkatkan minat pelanggan untuk mengkonsumsi produk dari perusahaan secara berkelanjutan. Yang di mana hal-hal tersebut menjadi ciri khas tersendiri oleh suatu perusahaan dan pelanggan tidak menilai bahwa perusahaan itu tidak jauh berbeda dari perusahaan lain. Jadi perusahaan tidak semata hanya berorientasi profit saja namum juga mendapatkan apresiasi dari pelanggan.
Salah satu bidang bisnis yang berkembang cukup pesat saat ini yaitu bisnis kuliner atau khususnya restoran. Restoran adalah suatu usaha komersial, yang menyediakan jasa makanan dan minuman bagi umum, dan dikelola secara profesional (Darmaatmadja, 2011). Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kuliner yaitu restoran The Captain Urban Loungue. Yang membuat restoran ini memiliki ciri khas yang unik dan sangat berbeda dengan restoran pada umumnya yaitu, pihak pengembang mengusung tema hanggar pesawat terbang atau restoran ini sengaja dibuat menyerupai hanggar pesawat terbang, disertai ornamen-ornamen yang ada di bandara dan lengkap dengan badan pesawat asli (yang digunakan sebagai ruangan tempat makan, bahkan termasuk sayap pesawatnya juga digunakan untuk tempat makan). Restoran ini terletak di jl. Damai 41, Sleman, Yogyakarta.
 Peneliti tertarik untuk meneliti pengalaman dari seorang pelanggan (customer experience) yang diperolehnya dari restoran The Captain Urban Loungue dan bagaimana strategi restorna ini dalam memberikan pengalaman kepada pelangganya. Pramudita dan Japarianto (2012) mendefinisikan Customer Experience berasal dari satu set interaksi antara pelanggan dan produk, perusahaan, atau bagian dari organisasi, yang menimbulkan reaksi. Pengalaman ini benar-benar pribadi dan menyiratkan keterlibatan pelanggan pada tingkat yang berbeda (baik secara rasional, emosional, sensorik, fisik, dan spiritual). Menurut Meyer and Schwager (dalam Pramudita dan Japarianto, 2012), pengalaman pelanggan adalah tanggapan pelanggan secara internal dan subjektif sebagai akibat dari interaksi secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.

Landasan pendekatan yang digunakan untuk mengukur pengalaman pelanggan (customer experience) dalam penelitian ini adalah sense, feel, think, act, relate (Kusumawati, 2013).
1. sense (panca indera)
Menurut Rini (2009) sense adalah segala aspek yang berupa fisik atau dapat dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, yang meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sense bagi pelanggan, berfungsi untuk membedakan suatu produk dari produk yang lain,untuk memotivasi pelanggan dalam bertindak, dan untuk membentuk nilai atau value pada produk atau jasa dalam benak pelanggan.
2. feel (perasaan)
Feel atau perasaan, hal ini berkaitan dengan inner feelings and emotions, yang bertujuan membangkitkan pengalaman efektif, sehingga ada rasa gembira dan bangga dari pelanggan terhadap produk yang dikonsumsinya dan terhadap nuansa ruangan yang bisa membuatnya berimajinasi ke dalam suatu situasi tertentu (Alma, 2011). Emosi sangat mempengaruhi pemikiran seseorang, membentuk dan mempengaruhi penilaian, dan membentuk perilaku. Oleh karena itu, pihak restoran sudah seharusnya menaruh perhatian penting untuk memperhatikan emosi konsumen, dan berusaha mempengaruhi konsumen sehingga mereka memiliki emosi yang positif.
3. think (cara berpikir)
Menurut Schmitt (dikutip Kustini, 2007) Think experience adalah meliputi creative dan cognitive, maksud dari creative dan cognitive adalah bahwa untuk pemasaran think menuntut kecerdasan dengan tujuan menciptakan pengalaman kognitif dan pemecahan masalah dengan melibatkan pelanggan secara kreatif.
4. act (tindakan)
Ketika act mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup pelanggan maka akan berdampak positif terhadap minat beli ulang konsumen karena konsumen merasa bahwa produk atau jasa tersebut sudah sesuai dengan gaya hidupnya (Kustini, 2007).
5. relate (pertalian)
Relate, yaitu bagaimana sense, feeling, thinking, dan act seseorang tadi lebih dikembangkan ke arah konteks sosial dan budaya. Jadi relate menghubungkan konsumen secara individual dengan individu lain, komunitas atau budaya tertentu (Andreani, 2007).


B. Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai strategi pemasaran dari restoran The Captain Urban Loungue, Yogyakarta. Yang di mana restoran ini dapat memberikan pengalaman kepada pelanggan sehingga hal ini mempengaruhi meningkatnya minat pelanggan untuk mengunjungi restoran tersebut.

C. Metode Penelitian
            Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif. Di mana informasi diperoleh dengan menggunakan teknik indepth interview atau wawancara mendalam, sehingga informai yang diperoleh cukup mendetail.

D. Identitas Narasumber
Nama : Ingrid Stacia Gabriella (Mbak Bella)
Usia : 20 tahun
Tempat dan Tanggal Lahir : Samarinda, 18 Juli 1995
Alamat : Jl. Gejayan, Mrican, Gg. Narada No.4, Yogyakarta
Profesi : Mahasiswa Sanata Dharma, Yogyakarta. Jurusan Ekonomi Manajemen
Alasan memilih narasumber : Peneliti memilih narasumber ini sebagai subjek penelitian sebab beliau sudah beberapa kali berkunjung ke restoran The Captain Urban Loungue, dan beliau juga mengatakan akan lebih sering lagi berkunjung ke restoran tersebut. Sehingga peneliti mengkategorikan bahwa beliau adalah salah satu pelanggan dari restoran The Captain Urban Loungue.

E. Hasil Wawancara :
            Informasi yang berkaitan dengan pengalaman pelanggan (customer experience) yang diperoleh berdasarkan wawancara mendalam (indepth interview) dengan Mbak Bella, berdasarkan landasan pendekatan untuk mengukur pengalaman pelanggan yang telah ditetapkan sebelumnnya yaitu sense, feel, think, act, dan relate. Hasilnya sebagai berikut :


1) sense (panca indera)
Mbak Bella mengatakan; “Luar biasa! Pas pertamakali aku datang ke restoran ini bareng temen-temen aku tu, spontan aja aku langsung bilang wow, karena aku bener-bener kaget pas ngeliat sekalinya tempat makannya di pesawat, ga main-main loh badan pesawatnya itu gede banget, ya biarpun cuman setengah badan pesawat doang. Lansung aja aku berasa kayaq di pesawat beneran, mana pas masuk langusng kecium lagi aroma masakan sama minumannya, buat aku jadi gak sabar pengen cepet mesen makanan ama minuman yang ada di menu. Dan baru kali ini juga aku pernah masuk restoran yang beda banget ama restoran laen, unik banget lah pkoknya, mungkin gak bakal kita nemu restoran kayaq beginian di tempat laen”

2) feel (perasaan)
Mbak Bella mengatakan; “Gilaq, ini restoran pertama yang ngebuat aku berasa seneng banget. Pas udah di dalemnya, emmh.. bener-bener brasa kayaq lagi terbang naik pesawat beneran, nggak cuman badan pesawatnya aja yang asli tapi kursi-kursi yang ada di dalam restorannya juga emang kursi asli dari pesawat, itu yang buat aku makin berasa naik pesawat beneran. Terus itu, baru ngeliatin bentuk restorannya, megang beberapa atributnya, trus nyium aroma masakannya udah buat mood jadi baikan. Jadi bisa nih kapan-kapan kaloq aku ato ada temen-temen yang lagi bad mood diajakin kesini aja, biar moodnya baikan. Jadi pengen kesini terus tiap hari deh”.

3) think (cara berpikir)
Mbak Bella mengatakan; “Sewaktu pesanan aku ama temen-temenku dianterin ke meja, aku ama temen-temenku sempet nanya-nanya tuh ke mas pelayannya, ya.. tentang ide dari restoran ini, kok bisa sih mereka mikirin idenya bisa nyampe sini? Nah, di situ masnya gak keberatan untuk ngejelasin, malahan dia ngejelasin sedetailnya tentang ide restoran itu koq bisa sampe pake psawat segalaq, jadi ya otomatis aja kami seolah-olah kayaq les belajar gitu. Gimana nggak, orang masnya ngejelasin detail banget, jadi ya aku lumayan paham lah tentang ide dari restoran ini”.

4) act (tindakan)
Mbak Bella mengatakan; “Pas waktu pertama dateng itu aku agak heran koq di restoran itu banyek banget ya orang-orang yang nge-selfie? Eh.. tau-taunya emang di restoran itu gak papa kaloq mau selfie, bebas aja katanya. Jadi ya langsung aja aku ama temen-temenku selfie bareng, kan jarang-jarang bisa selfie di restoran beginian, apa lagi aku emang suka selfie sih, di restoran lain mah nge-selfie malah diheranin ama orang-orang di situ, jadi barasa gak bebas gitu”.

5) relate (pertalian)
Mbak Bella mengatakan ; “Emm.. aku ada rencana sih, kmaren sempet mikirnya kan gini, entar lagi universitas-universitas di Jogja bakal buka pendaftaran mahasiswa baru tuh, nah kebetulan ada beberapa sodara ama temen-temen ku dari tempat asalku yang rencananya kuliah di Jogja. Rencananya kaloq mereka keterima di sini aku bakal ajak mereka ke restoran ini deh, biar mereka ngerasain restorannya di dalem pesawat, kan di tempat asalku nggak ada restoran yang beginian, pasti mereka kaget juga sama kayaq waktu aku pertama masuk kesini. Ya.. nggak cuman mereka sih, rencananya juga kaloq orang tua ku atau keluargaku ada jalan-jalan kesini aku juga bakal ajakin makan kesini”.

F. Kesimpulan

            Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan kepada narasumber yang merupakan salah satu pelanggan dari The Captain Urban Loungue yaitu Mbak Bella, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran dari The Captain Urban Loungue dalam meningkatkan jumlah pelanggan bahkan mendapatkan pelanggan tetap dengan cara memberikan pengalaman kepada pelanggan (customer experience) cukup efektif. Hal ini didasari oleh penjelasan Mbak Bella yaitu,tema dari restoran tersebut adalah tema restoran yang sangat unik, dan tidak dapat ditemukan di restoran lain. Kemudian interior, desain ruangan, dekorasi ruangan, fasilitas restoran, bahkan desain dari bangunan restoran itu sendiri didesain seunik mungkin sehingga pelanggan betah untuk berada di situ atau bahkan bersedia untuk sesering mungkin berkunjung ke restoran tersebut. Lalu keramahan pelayan dalam memberikan penjelasan terkait ide tentang restoran tersebut. Selain itu, nilai-nilai yang terdapat di restoran itu mampu “menyesuaikan diri” dengan trend life style sehingga tidak terkesan ketinggalan zaman oleh pelanggan. Dan yang terpenting adalah, strategi pemasaran dari pihak restoran mampu mempengaruhi tindakan pelanggan dalam mempromosikan restorannya kepada individu lain, komunitas, atau kebudayaan tertentu.

diposkan oleh : Gerry Gregorian 131005142

Tidak ada komentar:

Posting Komentar