BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa kini, pemahaman tentang kebutuhan manusia
telah bergeser, yang pada mulanya kebutuhan manusia meliputi kebutuhan pangan
(makan), sandang (pakaian), dan papan (tempat tinggal), namun pada realitasnya
kebutuhan manusia sangat kompleks dan subjektif. Artinya kebutuhan manusia
tidak hanya sebatas mendapatkan makan, pakaian dan tempat tinggal semata,
melainkan lebih luas dari itu, misalnya; 1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa
lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safetyneeds), tidak dalam arti fisiksemata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4)kebutuhan akan harga
diri (esteem needs), yang pada
umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status;dan (5) aktualisasi diri
(self actualization), dalam arti
tersedianya kesempatan bagi seseorang untukmengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata (Maslow dalam Sudarjat
(2008)).
Salah
satu usaha yang bergerak di bidang pemenuh kebutuhan pangan yaitu restoran.Restoran
adalah suatu usaha komersial, yang menyediakan jasa makanan dan minuman bagi
umum, dan dikelola secara profesional (Darmaatmadja dalam Kusumawati (2013)).Restoran
dianggap sebagai suatu tempat makan yang berkelas yang mampu
menghadirkansuasana santaibersama teman, keluarga dan bersosialisasi dengan
rekan bisnis (Rama, 2008).Restoran dapat dianggap tempat yang berkelas dalam
artian menciptakan kelas sosial, karena restoran menyediakan menu makanan
maupun minuman yang bervariatif dan bertaraf internasional (karena restoran
merupakan wujud dari kaebudayaan Barat), profesionalitas di dalam pengolahan
bahan makanan maupun minuman, dan didasari pula oleh brand ternama.
Berdasarkan
hal-hal tersebutlah yang mampu mempengaruhi perilaku monsumen untuk
mengkonsumsi produk dari restoran tersebut.Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) dalam
Semuel (2007:74) menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang
ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan,
pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan
kebutuhan konsumen.Orang-orang yang berasal dari kebudayaan, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler,
Amstrong, 2006, p.138). Gaya hidup atau life
style merupakan representasi dari kelas sosial seseorang. Menurut Kotler(1980,
126) dalam Oetama (2011:147), kelas sosial merupakan suatu kelompok di dalam
masyarakat, bersifat lenggang, tersusun secara hirarki (bertingkat), setiap
anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang sama.
Berangkat
dari hal yang sudah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
perilaku konsumen berdasrkan kelas sosialnya. Konsumen tersebut ialah konsumen
dari restoran J.CO Donust And Coffee, yang terletak di mall Ambarrukmo Plaza, Catur
Tunggal, Depok, Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah
dijelaskan sebelumnya, hal yang menjadi masalah untuk diteliti yaitu, bagaimana
konsumen di dalam mengkonsumsi produk dari J.CO Donuts And Coffe didasari oleh
kelas sosialnya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk memberikan informasi terkait kelas sosial konsumen J.CO Donuts And Coffee.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu
bagi masyarakat, yang dimanauntuk memberikan iformasi tentang golongan atau
kelas sosial masyarakat yang telah diciptakan oleh restoran J.CO Donuts And
Coffee.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Perilaku Konsumen
Schiffman,
Kanuk (2004, p. 8) dalam Semuel (2007:74) menjelaskan bahwa perilaku konsumen
adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian,
penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan
dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya,
usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Perilaku konsumen dipengaruhi olek faktor
usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan (Wahyuni, 2008:30-32).
Sedangkan
menurut Semuel (2007:74-75) perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya yaitu:
1. Faktor Sosial
a)
Group
Sikap
dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil.Kelompok dimana
orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership
group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga,
teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan
memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional
dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b)
Family Influence
Keluarga
memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.Para pelaku pasar telah
memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan
servis yang berbeda.Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar
dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens,
2003, p.204).
c)
Roles and Status
Seseorang
memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan,
organisasi.Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang
untuk dilakukan sesuai dengan orangorang di sekitarnya.Tiap peran membawa
sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh
masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
2. Faktor Personal
a)
Economic Situation
Keadaan
ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan
konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah.
Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan
keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b) Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang
diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut.
Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c) Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik
unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus
terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka
bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler,
Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan
perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, p.212).
d) Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa
yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya.Rasa makanan, baju-baju,
perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk
oleh family life cycle.Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur
sering diperhatikan oleh para pelaku pasar.Ini mungkin dikarenakan oleh
perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi
marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.(Kotler, Bowen,
Makens, 2003, pp.205-206).
e) Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi
barang dan jasa yang dibeli.Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan
siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli
makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan
siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, p. 207).
B. Kelas Sosial
1) Menurut Simamora (2000:7) Kelas
sosial adalah susunan yang relatif permanen dalm suatu masyarakat yang
anggotanya mempuanyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2) Menurut
Pitrim A. Sorokin (n.d) yang dimaksud dengan kelas sosial adalah “Pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis).
Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang,
ataupun kelas-kelas yang rendah ”.
3) Menurut
Jeffries (n.d) mendefinisikan kelas sosial merupakan “social and economic groups constituted by a coalesence of economic,
occupational, and educational bonds”. Maksudnya adalah bahwa konsep kelas
melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan. Yang diantaranya adalah ekonomi,
pekerjaan dan pendidikan. Yang mana ketiga dimensi tersebut saling berkaitan.
Jeffries mengemukakan bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan
pedoman untuk mengklasifikasikan adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga
dimensi diatas mempunyai keterikatan yang erat.
4) Menurut
Peter Beger (n.d) mendifinisikan kelas sebagai “a type of stratification in
which one’s general position in society is basically determined by economic
criteria” seperti yang dirumuskan Max dan Weber, bahwa konsep kelas dikaitkan
dengan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi,
maksudnya disini adalah bahwasannya pembedaan kedudukan seseorang dalam
masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi. Yang mana apabila semakin tinggi
perekonomian seseorang maka semakin tinggi pula kedudukannya, dan bagi mereka
perekonomiannya bagus (berkecukupan) termasuk kategori kelas tinggi (high
class), begitu juga sebaliknya bagi mereka yang perekonomiannya cukup bahkan
kurang, mereka termasuk kategori kelas menengah ( middle class) dan kelas bawah
(lower class).
Ø Menurut Nurahima (2014) Faktor-faktor
yangmemepengaruhi kelas sosial terdapat 3 bagian :
1) Kekayaan dan penghasilan,
diperoleh dari pekerjaan profesional lebih berfungsi daripada penghasilan yang
berwujud upah pekerjaan kasar. Sumber dan jenis penghasilan seseorang inilah
yang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara
hidupnya. Sehingga, uang memang merupakan determinan kelas sosial yang penting,
hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran
tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang
2) Pekerjaan,
merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan
lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika dapat mengetahui jenis pekerjaan
seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup,
teman bergaul, jam bekerja, dan kebiasaan sehari-harinya.
3)
Pendidikan, hal yang sangat berpengaruh terhadap lahirnya kelas sosial
dimasyarakat, hal ini disebabkan karena apabila seseorang mendapatkan
pendidikan yang tinggi maka memerlukan biaya dan motivasi yang besar, kemudian
jenis dan tinggi-rendahnya pendidikan juga mempengaruhi jenjang kelas sosial.
Ø
Aristoteles membagi
masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
1)
Golongan sangat kaya, yaitu
golongan yang terdiri dari kelompok kecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
2)
Golongan kaya, yaitu merupakan
golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
para pedagang, dan sebagainya.
3)
Golongan miskin, yaitu
merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif deskriptif, di
mana data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden dari
konsumen J.CO Donuts And Coffee di Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta sebanyak 30 orang
(khusus berdasarkan jenis kelamin; laki-laki dan perempuan masing-masing 15
orang). Data yang diperoleh akan dideskripsikan dengan tujuan memberikan
informasi terkait kelas sosial dari responden
1)
Obyek dan Lokasi Penelitian
Objek
penelitiannya yaitu perilaku konsumen J.CO yang didasarkan oleh kelas sosial.
Penelitian dilakukan di J.CO Donuts And Coffee, Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta.
2)
Waktu penelitian
Penelitian
dilaksanakan dari hari kamis 16 April – 18 April 2015.
3)
Data
Data yang
diperoleh yaitu hasil jawaban dari kuesioner yang telah diwawancarakan kepada
responden.
4)
Teknik pengumpulan data
Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui kuesioner dan wawancara. Yang
di mana peneliti melakukan wawancara kepada konsumen J.CO Donuts And Coffee,
Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta dengan pertanyaan disertai opsi berdasarkan
kuesioner yang tersedia.
5)
Teknik pengolahan data
Data yang
diperoleh diolah secara manual dengan bantuan Microsoft Word/chart.
6)
Sampel
Sampel dari
penelitian ini yaitu konsumen J.CO Donuts And Coffee, Ambarrukmo Plaza,
Yogyakarta.
7)
Teknik penentuan sampel
Sampel di
dalam penelitian ini ditentukan dengan metode random sampling, yaitu responden diambil secara acak tanpa dibatasi
oleh latar belakang tertentu, Terkecuali penentuan sampel berdasarkan jenis
kelamin, yang di mana telah ditentukan jumlah responden laki-laki dan perempuan
masing-masing 15 orang, dengan tujuan agar dapat melihat perbandingan perilaku
konsumen berdasarkan jenis kelamin.
v LAMPIRAN (kuesioner yang
digunakan dalam penelitian)
KUESIONER
Petunjuk:
Isilah dengan memberi tanda (X) atau tanda (O) pada jawaban yang anda anggap
paling benar.
1. Jenis
Kelamin:
a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia:
a. <
20 Tahun
b. 20-30
Tahun
c. >
30 Tahun
3. Pendidikan
terakhir:
a. SMP
b. SMA
c. S1
d. S2
e. S3
4. Profesi:
a. Buruh
b. Pelajar/Mahasiswa
c. Pegawai
Swasta/Wiraswasta
d. Pegawai
Negeri
5. Pendapatan
per-bulan:
a. Rp.750.000
– Rp.1.000.000
b. Rp.1.000.000
– Rp.2.000.000
c. >
Rp.2.000.000
6. Rata-rata
pengeluaran per-hari
a. Rp.<
Rp.20.00
b. Rp.20.000
– Rp.50.000
c. Rp.50.000
– Rp.100.000
d. >
Rp.100.000
7. Seberapa
sering membeli produkdari J.CO Donuts And Coffee dalam satu minggu
a. Satu
kali
b. Dua
kali
c. Lebih
dari dua kali
8.
Berapa lusin donat yang dibeli dalam sekali berkunjung ke J.CO Donuts And Coffee
a. Setengah
lusin
b. Satu
lusin
c. Dua
lusin
9. Apa alasan yang paling mendasari
anda untuk membeli produk dari J.CO Donuts And
Coffee
a. Diajak/ditawarkan/diminta
teman, pacar atau anggota keluarga
b. Cocok
dimakan sambil nongkrong samat eman-teman
c. Cocok
untuk dijadikan hadiah atau kado kepada seseorang
d. Rasanya
yang nikmat
e. Banyaknya
menu yang tersedia
f. Tampilan
dan topingnya menarik
10. Apakah anda akan terus
mengkonsumsi produk dari J.CO Donuts And Coffee ini
a. Ya
b. Tida
11. Apakah anda
akan tetap mengkonsumsi produkdari J.CO
Donuts And Coffee
meskipun
ada perusahaan kuliner lain yang menawarkan produk lebih baik dari J.CO Donuts
And Coffee
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah anda akan
merekomendasikan produk dari J.CO Donuts And Coffee kepada
teman,
pacar atau anggota keluarga anda
a. Ya
b. Tidak
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam seminggu responden berjenis
kelamin laki-laki lebih dominan membeli prodik dari J.CO lebih dominan satu
kali dengan jumlah 8 orang, diikuti lebih dari dua kali sebanyak 6 orang dan
yang dua kali hanya 1 orang. Sedangkan responden yang berjenis kelamin
perempuan dalam seminggu lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak dua
kali dengan jumlah 8 orang, diikuti satu kali dengan jumlah 5 orang dan yang
membeli lebih dari dua kali hanya 2 orang.
Berdasarkan
diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam seminggu responden yang
berprofesi sebagai buruh lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu
kali dengan jumlah 4 orang, lalu 0 orang untuk yang membeli sebanyak dua kali
maupun lebih dari dua kali.Kemudian responden yang berprofesi sebagai pelajar
atau mahasiswa lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak
dua kali, diikut satu kali sebanyak 4 orang dan yang membeli lebih dari dua
kali hanya 2 orang. Responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta atau
wiraswasta lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak satu
kali dengan jumlah 3 orang, diimbangi responden yang membeli sebanyak lebih
dari dua kali dengan jumlah 3 orang, lalu yang membeli dua kali hanya 2 orang.
Responden yang berpofesi sebagai pegawai negeri lebih dominan membeli produk
dari J.CO dalam seminggu sebanyak lebih dari dua kali dengan jumlah 3 orang,
diikuti yang membeli satu kali maupun dua kali masing-masing 1 orang.
Berdasarkan
diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa, responden yang memiliki pendapatan
Rp.750.000 – Rp.1.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu
sebanyak satu kali dengan jumlah 6 orang, diikuti yang membeli sebanyak dua
kali dengan jumlah 2 orang dan yang membeli lebih dari dua kali 1 orang.
Responden yang memiliki pendapatan per bulan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 lebih
dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak satu kali diimbangi
denga yang membli lebih dari dua kali masing-masing 4 orang, sedangkan yang
membeli dua kali hanya 3 orang. Responden yang memiliki pendapatan lebih dari
Rp.2.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak dua
kali dengan jumlah 4 orang, diikuti responden yang membeli satu kali dan lebih
dari dua kali dengan jumlah masing-masing 3 orang.
Berdasarkan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, responden yang berjenis kelamin
laki-laki lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin dengan
jumlah 7 orang, diikuti yang membeli sebanyak dua lusin 6 orang dan yang
membeli setengah lusin sebanyak 2 orang. Kemudian responden yang berjenis
kelamin perempuan lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin
dengan jumlah 8 orang, diikuti yang membeli sebanyak satu lusin 4 orang dan
yang membeli dua lusin 3 orang.
Berdasarkan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, responden yang berprofesi sebagai
buruh lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak setengah lusin dengan
jumlah 3 orang, diikuti yang membeli satu lusin 1 orang dan 0 orang yang
membeli dua lusin.
Responden
yang berprofesi sebagai pelaja atau mahasiswa lebih dominan membeli produk dari
J.CO sebanyak satu lusin dengan jumlah 8 orang, diikuti yang membeli sebanyak
dua lusin dengan jumlah 3 orang dan yang membeli hanya setengah lusin dengan
jumlah 2 orang. Responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta atau
wiraswasta lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin dan dua
lusin dengan jumlah masing-masing 4 orang, sedangkan yang membeli setengah
lusin 0 orang. Responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri lebih dominan
membeli produk dari J.CO sebanyak dua lusin dengan jumlah 3 orang, diikuti yang
membeli satu lusin 2 orang dan yang membeli setengah lusin 0 orang.
Berdasarkan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, responden yang memiliki pendapatan
Rp.750.000 – Rp.1.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak
setengah lusin dengan jumlah 5 orang, diikuti yang membeli setengah lusin 3
orang dan yang membeli dua lusin hanya 1 orang. Responden yang memiliki
pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO
sebanyak satu lusin dengan jumlah 7 orang, diikuti yang membeli setengah lusin
dan dua lusin masing-masing 2 orang. Responden yang memiliki pendapatan lebih
dari Rp.2.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak dua lusin
dengan jumlah 7 orang, diikuti yang membeli satu lusin dengan jumlah 3 orang
dan 0 orang yang membeli sebanyak satu lusin.
Berdasarkan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, alsan responden berjenis kelamin
laki-laki dalam membeli produk dari J.CO yaitu 14 orang menjawab karena rasa
produk yang nikmat, 13 orang menjawab karena diajak/ditawarkan/diminta teman,
pacar atau anggota keluarga untuk membelinya, 10 orang menjawab karena cocok
untuk dimakan sambil nongkrong, 7 orang menjawab karena produk tersebut cocok
dijadikan hadiah atau kado untuk diberikan kepada seseorang, 5 orang yang
menjawab karena menu yang ditawarkan banyak, dan 3 orang yang menjawab karena tampilan
dari produk J.CO menarik. Lalu alsan responden berjenis kelamin perempuan dalam
membeli produk dari J.CO yaitu 15 orang menjawab karena rasa produk nikmat, 10
orang yang menjawab karena diajak/ditawarkan/diminta teman, pacar atau anggota
keluarga untuk membelinya, 9 orang menjawab karena cocok dimakan sambil
nongkrong sama teman-teman, 9 orang menjawab karena produk dari J.CO cocok
untuk dijadikan hadiah atau kado, 5 orang menjawab karena tampilannya menarik
dan 4 orang menjawab karena banyaknya menu yang disediakan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kelas
sosial konsumen J.CO Donuts And Coffee, Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta adalah
kelas sosial menengah dan kelas sosial atas, dengan kesimpulan data; 1)
konsumen yang sering membeli produk J.CO adalah konsumen yang berprofesi
sebagai pegawai swasta/wiraswasta dan pegawai negeri, 2) konsumen yang sering
membeli produk J.CO adalaha konsumen yang memiliki pendapatan per bulan
Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000, 3) konsumen yang paling banyak membeli produk J.CO
adalah konsumen yang berprofersi sebagai pegawai swasta maupun wiraswasta, 4)
konsumen yang paling banyak membeli produk J.CO adalah konsumen dengan
pendapatan lebih dari Rp.2.000.000 per bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, 2008.Teori-Teori Motivasi
Kusumawati, 2013, Analisis Pengaruh
Customer Experience Terhadap Minat Beli Ulang.Universitas Diponegoro
Rama, 2008, Analisis Sikap Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Kunjungan Konsumen Kafe Baca Di Buku
Kafe, Depok Jawa Barat.Institut Pertanian Bogor
Semuel, 2007, Perilaku Dan Keputusan
Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus 50% Discount Di Surabaya.Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Petra – Surabaya.
Oetama, 2011, Analisis Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Motor Honda Di Sampit.Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sampit
Wahyuni, 2008, Pengaruh Motivasi,
Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda”
di Kawasan Surabaya Barat.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Fatahillah Surabaya
Simamora, 2000, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama.
Nurahima, 2014,Kelas Sosial, Stratifikasi Sosial, dan Kebudayaan topik 15&16.
Nama : Gerry Gregorian 131005142
Tidak ada komentar:
Posting Komentar