RISET

Analisa Perilaku Konsumen di Rumah Makan Jinemo

1.Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan sosial dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut tidak hanya berdampak positif tetapi juga negatif terhadap kehidupan manusia. Salah satu dampaknya adalah perubahan pada perilaku individu dalam memilih atau memutuskan sesuatu. Perilaku individu meliputi segala sesuatu yang menjadi pengetahuannya, sikapnya dan yang biasa dikerjakannya. Perilaku tidak muncul dalam diri individu tersebut, melainkan merupakan khas interaksi individu dengan lingkungannya (Rahmawati, 14:2004).
Perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan untuk membeli atau memutuskan sesuatu tanpa pertimbangan rasional atau didasarkan pada kebutuhan (Sumanto, 2004). Ketertarikan seseorang untuk mengunjungi suatu tempat tentu saja dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga untuk menunjukkan status sosial. Menurut Sumanto, ada beberapa faktor yang membuat konsumen tertarik untuk mengunjungi tempat makan atau minum yaitu harga, kualitas pelayanan dan banyaknya menu yang tersedia (Sumanto,2014).
Jinemo merupakan salah satu rumah makan yang terletak di daerah Kledokan-Yogyakarta. Peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang perilaku konsumen terutama tentang faktor yang membuat konsumen tertarik untuk makan di Jinemo. Peneliti ingin mengetahui alasan konsumen menggunakan tiga variabel (harga, kualitas pelayanan dan banyaknya menu yang disediakan) berdasarkan jenis kelamin tertarik makan di Jinemo.
2. Rumusan Masalah
Berapa perbandingan jumlah konsumen laki-laki dan perempuan dari setiap variabel yang digunakan sebagai alasan tertarik untuk makan di Jinemo?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah konsumen laki-laki dan perempuan pada setiap variabel sebagai alasan tertarik untuk makan di Jinemo.
4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden sebanyak 40 orang. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS.
5. Analisis:

Berdasarkan hasil data di atas, ketertarikan konsumen berjenis kelamin laki-laki untuk makan di Jinemo karena faktor harga lebih banyak dibandingkan konsumen berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan hasil data di atas, ketertarikan konsumen berjenis kelamin perempuan untuk makan di
Jinemo karena faktor kualitas pelayanan lebih banyak dibandingkan konsumen berjenis kelamin
perempuan.

Berdasarkan hasil data di atas, ketertarikan konsumen berjenis kelamin perempuan untuk makan di
Jinemo karena faktor banyaknya pilihan menu lebih banyak dibandingkan konsumen berjenis
kelamin laki-laki.
6. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dapat disimpulkan:
l Ketertarikan konsumen berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan untuk makan di Jinemo dipengaruhi oleh faktor harga, kualitas pelayanan dan pilihan menu yang relatif banyak.
l Konsumen berjenis kelamin laki-laki tertarik untuk makan di Jinemo lebih dipengaruhi oleh faktor harga.
l Konsumen berjenis kelamin perempuan tertarik untuk makan di Jinemo lebih dipengaruhi oleh faktor kualitas pelayanan dan banyaknya pilihan menu yang disediakan.
Referensi:
Fakhruddin, Saleh. Perilaku Makan Remaja Terhadap Makanan Cepat Saji Di Kota Makassar.
Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. 2009.
Sumanto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_manusia. Diakses tanggal 28 Februari 2015.

Oleh: Epifanius Solanta

131005077

                   Analisa perbandingan pemilihan mie indomie dan mie sedap di Dirgantara 1 2 3

                                                                                          M.Dewi Suryati/131004888

1.      Latar Belakang

Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan pesaing (Kotler, Philip. Molan, Benyamin. 2002, Manajemen Pemasaran: Edisi Milenium, Jilid 2, Jakarta, Penerbit PT. Prenhallindo).

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004, p6), studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang - barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertidak pasca konsumsi produk, jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.

Produk-produk mie instan yang ada dipasaran antara lain: dari grup Indofood “Indomie” dan dari grup Wings Food “Mie Sedaap”. Kedua produk mie instan ini yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia (penulis penelitian: Katrin Anastasia L. Tobing). Peneliti ingin mengetahui motivasi konsumen dalam memilih kedua produk mie instan diatas.

1.      Rumusan Masalah

Berapa perbandingan konsumen anak kost dan non anak kost dalam memilih produk mie instan dari Indofood dan wings food di kompleks Dirgantara 1, 2, 3?

2.      Tujuan

Ingin mengetahui konsumen anak kost dan non anak kost dalam memilih produk mie instan dari Indofood dan wings food di kompleks Dirgantara 1, 2,

3.      Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden sebanyak 50 orang. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS.

4.      Analisis

• Perbandingan yang memilih mie sedap dan indomie 

 

Dari data diatas dapat dilihat anak kos maupun non anak kost, lebih banyak memilih indomie. 

• Faktor rasa yang mempengaruhi pemilihan kedua mie tersebut

 

6.      Kesimpulan

Anak kost dan non anak kost lebih banyak memilih indomie sebagai mie favorit mereka, namun factor rasa bukan merupakan alasan mereka memilih indomie.

Daftar pustaka :

Kotler, Philip. Molan, Benyamin. 2002, Manajemen Pemasaran: Edisi Milenium, Jilid 2, Jakarta, Penerbit PT. Prenhallindo

Schiffman dan Kanuk (2004, p6)

Perilaku Konsumen Starbucks Coffee (Ambarukmo Plaza Yogyakarta) Berdasarkan Kelas Sosial

  

 Introduksi:

            Kelas sosial merupakan pembagian kelas sosial di dalam suatu masyarakat yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kelas sosial biasanya akan berdampak pada status sosial dari seseorang. Penentuan kelas sosial tidak hanya diukur dari tingkat pendidikan yang diraihnya, melainkan juga dari pekerjaan, pendapatan dan bentuk pola konsumsi.

           Starbucks Coffee merupakan salah satu bentuk cafe yang menyediakan berbagai macam jenis minuman dan dessert (cemilan). Keberadaan Starbucks Coffee terkadang dijadikan sebagai tempat untuk berdiskusi atau refreshing bagi segelintir orang.

            Oase Market Research sebagai salah satu perusahaan riset ingin meneliti tentang kelas sosial konsumen terhadap perilaku konsumen di Starbucks Coffee Ambarukmo Plaza Mall, dengan jumlah responden sebanyak 40 responden. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelas sosial konsumen di Starbucks Coffee Ambarukmo Plaza Mall dengan menggunakan indikator pendapatan, pekerjaan dan pendidikan.

Berdasarkan data pada grafik P1, pengunjung yang paling banyak berkunjung ke Starbucks Coffee adalah pengunjung dengan pekerjaan Pegawai Swasta sebnayak 38% dibandingkan dengan Mahasiswa 25%, Pegawai Negeri 20% dan Buruh 17%.

Berdasarkan data pada grafik P2, pengunjung yang paling banyak berkunjung berdasarkan tingkat pendidikan terakhir adalah pengunjung dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 75%, dibandingkan tamat SMA 25%, tamat SD dan SMP 0%.

Berdasarkan data pada grafik P3, Pendapatan per bulan pengunjung Starbucks Coffee yang paling banyak adalah >Rp.2.000.000 sebanyak 45%, dibandingkan pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 sebanyak 30% dan pendapatan Rp.750.000 – Rp.1.000.000 sebanyak 25%.

Berdasarkan data grfaik P4, sebanyak 37% pengunjung yang berkunjung Dua Kali Seminggu, 33% pengunjung yang berkunjung Lebih Dari Dua Kali Seminggu dan 30% pengunjung yang berkunjung Satu Kali Seminggu.

Berdasarkan data pada grafik P5, jenis minuman kopi yang paling banyak dipesan oleh pengunjung Starbucks Coffee adalah Maccaiato Caramel sebanyak 65%, dibandingkan dengan Ice Coffee sebanyak 15% dan minuman lainnya sebanyak 20%.

 

Berdasarkan data pada grafik P6, alasan pengunjuang Starbucks Coffee mengkonsumsi kopi pada grafik P5 karena Harga sebanyak 27%, Rasa 58% dan Pengaruh Teman 15%.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengunjung yang berkunjung ke Star bucks Coffee memiliki kelas sosial menengah atas, dengan indikator yaitu pekerjaan pengunjung Starbuck Coffee yang paling dominan adalah Pegawai Swasta, tingkat pendidikan terakhir pengunjung  yang dominan adalah S1, dan pendapatan per bulan sebanyak lebih dari Rp.2.000.000 per bulan.

Posted by: Oase Market Research