Senin, 20 April 2015

KEPEMILIKAN MEREK HANDPHONE YANG DIPILIH KONSUMEN BERDSARKAN KELAS SOSIAL


M.DEWI SURYATI/131004888
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Perkembangan teknologi banyak memberikan efek positif bagi kemajuan manusia, terutama pada bidang komunikasi. Dewasa ini teknologi komunikasi semakin berkembang dan terus maju, berbagai alat komunikasi dengan teknologi canggih sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan sebutan HP (handphone) merupakan salah satu alat komunikasi yang sedang digemari oleh banyak orang.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan, dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir (Cambridge: MIT Press, 2005).
Pada awalnya penggunaan telepon genggam ini hanya oleh orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk membelinya, mengingat saat itu harga telepon genggam masih sangat mahal. Namun kini, dimanapun kita berada bisa dengan mudah menjumpai orang yang mempunyai HP dan itu merupakan suatu pemandangan yang sudah biasa.
Banyak hal yang menarik dari fenomena tersebut yang menjadi latar belakang pembuatan tulisan ini. Ketika teknologi komunikasi sudah semakin canggih mengakibatkan komunikasi semakin mudah dilakukan dan mampu menjangkau seluruh bagian di dunia ini (Sejarah Perkembangan Teknologi, 2007).

Dari hal diatas peneliti ingin melihat, pemilihan merek handphone yang digunakan konsumen berdasarkan kelas sosial. Faktor-faktor yang ingin dilihat oleh peneliti anatara lain, pendapatan, keterlibatan orang lain dalam memilih merek Handphone,  alasan memilih merek Handphone tertentu, kepuasan konsumen terhadap aplikasi dan kualitas yang diberikan oleh merek Handphone yang dipilih.
2.      Rumusan masalah
Melihat apakah pemilihan merek handphone yang digunakan konsumen berdasarkan kelas sosial?
3.      Tujuan penelitian
Mengkaji pemilihan merek handphone yang digunakan konsumen berdasarkan kelas sosial.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Sejarah Handphone
Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2MHz. Pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM). Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola)mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler mulai diperkenalkan (Sejarah Perkembangan Teknologi, 2007).
2.      Teknologi
Ø  Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan, dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir (Cambridge: MIT Press, 2005).
Ø  Kamus Merriam-Webster memberikan definisi "technology" sebagai the practical application of knowledge especially in a particular area (terapan praktis pengetahuan, khususnya dalam ruang lingkup tertentu) dan a capability given by the practical application of knowledge (kemampuan yang diberikan oleh terapan praktis pengetahuan).[ Ursula Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989, kuliah "Real World of Technology", memberikan definisi lain konsep ini; yakni practice, the way we do things around here (praktis, cara kita memperbuat ini semua di sekitaran sini). Istilah ini seringkali digunakan untuk mengimplikasikan suatu lapangan teknologi tertentu, atau untuk merujuk teknologi tinggi atau sekadar elektronik konsumen, bukannya teknologi secara keseluruhan. Bernard Stiegler, dalam Technics and Time, 1, mendefinisikan technology dalam dua cara: sebagai the pursuit of life by means other than life (pencarian kehidupan, dalam artian lebih dari sekadar hidup), dan sebagai organized inorganic matter (zat-zat anorganik yang tersusun rapi). Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat, dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini (London: Baldwin, Cradock and Joy, 1823).
3.      Kualitas Produk
Menurut Kotler : Kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil / kinerja yang sesuai atau melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan. Sedangkan Garvin yang dikutip oleh Gaspersz, untuk menentukan kualitas produk, dapat dimasukkan ke dalam 6 (enam) dimensi, yaitu :
1.       Performance; berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakterisitik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2.       Feature; karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
3.       Reliability; berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4.       Conformance; berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
5.       Durability ; berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan.
6.       Service Ability ; karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan , kompetensi kemudahan dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7.       Aesthetic ; karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
8.       Fit and Finish ; karakteristik yang bersifat subyektif yang berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk sebagai produk yang berkualitas.

4.      Loyalitas
Griffin (2003 ; 113), memberikan pengertian loyalitas : When a customer is loyal, he or she exhibits purchase behavior defined as non-random purchase expressed over time by some decision-making un\it.
Dan pentingnya untuk meningkatkan first-time customer menjadi lifetime buyer adalah :
· Penjualan akan meningkat karena konsumen akan membeli lebih dari Anda.
· Akan menguatkan posisi Anda di pasar jika konsumen membeli dari Anda dan bukan dari kompetitor.
· Biaya pemasaran akan turun karena Anda tidak harus menggunakan uang lebih banyak untuk menarik konsumen karena Anda telah mengenalnya. Demikian juga konsumen yang puas akan menceritakan ke temannya sehingga akan mengurangi biaya iklan.
· Anda akan dapat mengisolasi dari kompetensi harga karena konsumen yang loyal tidak gampang terpengaruh oleh discount dari pesaing.
· Akhirnya konsumen yang puas akan senang untuk mencoba produk anda yang lainnya, sehingga membantu Anda untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih luas.
Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2006 ; 57) adalah Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk); Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan); referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan).
Selanjutnya Griffin (2003 ; 223) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain :
1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biay\a untuk menarik pelangan baru lebih mahal).
2. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan, dll).
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian pelanggan yang lebih sedikit).
4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas.
6. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian, dll).

Ciri-ciri Pelanggan yang Loyal
· Makes regular repeat purchase (melakukan pembelian ulang secara teratur)
· Purchases across product and service lines (melakukan pembelian lini produk yang lainnya dari perusahaan Anda)
· Refers others; and (memberikan referensi pada orang lain)
· Demonstrates in immunity to the pull of the competition (menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing/ tidak mudah terpengaruh oleh bujukan pesaing)




























BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan tentang, pemilihan merek handphone yang digunakan konsumen berdasarkan kelas sosial.
1.      Obyek dan lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Daerah Baciro, Yogyakarta dan responden mencakup semua kalangan (anak sekolah, mahasiswa, pegawai swasta/ negeri).
2.      Waktu penelitian
Penelitian dilakukan dari tanggal 12-16 april 2015.
3.      Sumber data
Data primer (data yang langsung diperoleh dari lapangan dengan menggunakan teknik kuisioner) dan data sekunder (data yang diperoleh dari perpustakaan dan juga sumber informasi digital).
4.      Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui penyebaran kuisioner. Peneliti disini mengisi sendiri kuesioner sesuai dengan apa yang dijawab oleh pihak responden.
5.      Teknik analisa data
Data yang didapatkan oleh peneliti di lapangan selanjutnya diolah menggunakan program SPSS.












BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan didaerah Baciro, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepemilikan handphone tertentu terhadap kelas sosial konsumen, jumlah responden yang diambil sebanyak 45 orang yang berasal dari berbagai latar belakang.







Dari riset diatas dapat dilihat bahwa konsumen memilih merek handphone berdasarkan pengaruh orang lain, bukan pengaruh pendapatan mereka,.


DAFTAR PUSTAKA
Cambridge: MIT Press, 2005
Sejarah Perkembangan Teknologi, 2007
London: Baldwin, Cradock and Joy, 1823
Griffin (2003 ; 223)

Minggu, 19 April 2015

Perilaku Konsumen J.CO Donuts And Coffee Berdasarkan Kelas Sosial

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa kini, pemahaman tentang kebutuhan manusia telah bergeser, yang pada mulanya kebutuhan manusia meliputi kebutuhan pangan (makan), sandang (pakaian), dan papan (tempat tinggal), namun pada realitasnya kebutuhan manusia sangat kompleks dan subjektif. Artinya kebutuhan manusia tidak hanya sebatas mendapatkan makan, pakaian dan tempat tinggal semata, melainkan lebih luas dari itu, misalnya; 1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safetyneeds), tidak dalam arti fisiksemata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4)kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status;dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untukmengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata (Maslow dalam Sudarjat (2008)).
      Salah satu usaha yang bergerak di bidang pemenuh kebutuhan pangan yaitu restoran.Restoran adalah suatu usaha komersial, yang menyediakan jasa makanan dan minuman bagi umum, dan dikelola secara profesional (Darmaatmadja dalam Kusumawati (2013)).Restoran dianggap sebagai suatu tempat makan yang berkelas yang mampu menghadirkansuasana santaibersama teman, keluarga dan bersosialisasi dengan rekan bisnis (Rama, 2008).Restoran dapat dianggap tempat yang berkelas dalam artian menciptakan kelas sosial, karena restoran menyediakan menu makanan maupun minuman yang bervariatif dan bertaraf internasional (karena restoran merupakan wujud dari kaebudayaan Barat), profesionalitas di dalam pengolahan bahan makanan maupun minuman, dan didasari pula oleh brand ternama.
Berdasarkan hal-hal tersebutlah yang mampu mempengaruhi perilaku monsumen untuk mengkonsumsi produk dari restoran tersebut.Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) dalam Semuel (2007:74) menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.Orang-orang yang berasal dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138). Gaya hidup atau life style merupakan representasi dari kelas sosial seseorang. Menurut Kotler(1980, 126) dalam Oetama (2011:147), kelas sosial merupakan suatu kelompok di dalam masyarakat, bersifat lenggang, tersusun secara hirarki (bertingkat), setiap anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang sama.
Berangkat dari hal yang sudah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perilaku konsumen berdasrkan kelas sosialnya. Konsumen tersebut ialah konsumen dari restoran J.CO Donust And Coffee, yang terletak di mall Ambarrukmo Plaza, Catur Tunggal, Depok, Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, hal yang menjadi masalah untuk diteliti yaitu, bagaimana konsumen di dalam mengkonsumsi produk dari J.CO Donuts And Coffe didasari oleh kelas sosialnya?
C. Tujuan Penelitian
      Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan informasi terkait kelas sosial konsumen J.CO Donuts And Coffee.
D. Manfaat Penelitian
      Manfaat dari penelitian ini yaitu bagi masyarakat, yang dimanauntuk memberikan iformasi tentang golongan atau kelas sosial masyarakat yang telah diciptakan oleh restoran J.CO Donuts And Coffee.
           












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Konsumen
      Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) dalam Semuel (2007:74) menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Perilaku konsumen dipengaruhi olek faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan (Wahyuni, 2008:30-32).
      Sedangkan menurut Semuel (2007:74-75) perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu:
1.      Faktor Sosial
a)      Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil.Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b)      Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda.Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c)      Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi.Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orangorang di sekitarnya.Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).

2.      Faktor  Personal
a) Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b) Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c) Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya  orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d) Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya.Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle.Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar.Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.(Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206).
e) Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 207).

B. Kelas Sosial
1)      Menurut Simamora (2000:7) Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dalm suatu masyarakat yang anggotanya mempuanyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2)      Menurut Pitrim A. Sorokin (n.d) yang dimaksud dengan kelas sosial adalah “Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-kelas yang rendah ”. 
3)      Menurut Jeffries (n.d) mendefinisikan kelas sosial merupakan “social and economic groups constituted by a coalesence of economic, occupational, and educational bonds”. Maksudnya adalah bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan. Yang diantaranya adalah ekonomi, pekerjaan dan pendidikan. Yang mana ketiga dimensi tersebut saling berkaitan. Jeffries mengemukakan bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan pedoman untuk mengklasifikasikan adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga dimensi diatas mempunyai keterikatan yang erat.
4)      Menurut Peter Beger (n.d) mendifinisikan kelas sebagai “a type of stratification in which one’s general position in society is basically determined by economic criteria” seperti yang dirumuskan Max dan Weber, bahwa konsep kelas dikaitkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi, maksudnya disini adalah bahwasannya pembedaan kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi. Yang mana apabila semakin tinggi perekonomian seseorang maka semakin tinggi pula kedudukannya, dan bagi mereka perekonomiannya bagus (berkecukupan) termasuk kategori kelas tinggi (high class), begitu juga sebaliknya bagi mereka yang perekonomiannya cukup bahkan kurang, mereka termasuk kategori kelas menengah ( middle class) dan kelas bawah (lower class). 

Ø  Menurut Nurahima (2014) Faktor-faktor yangmemepengaruhi kelas sosial terdapat 3 bagian :
1)      Kekayaan dan penghasilan, diperoleh dari pekerjaan profesional lebih berfungsi daripada penghasilan yang berwujud upah pekerjaan kasar. Sumber dan jenis penghasilan seseorang inilah yang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya. Sehingga, uang memang merupakan determinan kelas sosial yang penting, hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang
2)      Pekerjaan, merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika dapat mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, teman bergaul, jam bekerja, dan kebiasaan sehari-harinya.
3)      Pendidikan, hal yang sangat berpengaruh terhadap lahirnya kelas sosial dimasyarakat, hal ini disebabkan karena apabila seseorang mendapatkan pendidikan yang tinggi maka memerlukan biaya dan motivasi yang besar, kemudian jenis dan tinggi-rendahnya pendidikan juga mempengaruhi jenjang kelas sosial.
Ø  Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
1)      Golongan sangat kaya, yaitu golongan yang terdiri dari kelompok kecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
2)      Golongan kaya, yaitu merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dan sebagainya.
3)      Golongan miskin, yaitu merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
















BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif deskriptif, di mana data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden dari konsumen J.CO Donuts And Coffee di Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta sebanyak 30 orang (khusus berdasarkan jenis kelamin; laki-laki dan perempuan masing-masing 15 orang). Data yang diperoleh akan dideskripsikan dengan tujuan memberikan informasi terkait kelas sosial dari responden
1)      Obyek dan Lokasi Penelitian
Objek penelitiannya yaitu perilaku konsumen J.CO yang didasarkan oleh kelas sosial. Penelitian dilakukan di J.CO Donuts And Coffee, Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta.
2)      Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan dari hari kamis 16 April – 18 April 2015.
3)      Data
Data yang diperoleh yaitu hasil jawaban dari kuesioner yang telah diwawancarakan kepada responden.
4)      Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui kuesioner dan wawancara. Yang di mana peneliti melakukan wawancara kepada konsumen J.CO Donuts And Coffee, Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta dengan pertanyaan disertai opsi berdasarkan kuesioner yang tersedia.
5)      Teknik pengolahan data
Data yang diperoleh diolah secara manual dengan bantuan Microsoft Word/chart.
6)      Sampel
Sampel dari penelitian ini yaitu konsumen J.CO Donuts And Coffee, Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta.
7)      Teknik penentuan sampel
Sampel di dalam penelitian ini ditentukan dengan metode random sampling, yaitu responden diambil secara acak tanpa dibatasi oleh latar belakang tertentu, Terkecuali penentuan sampel berdasarkan jenis kelamin, yang di mana telah ditentukan jumlah responden laki-laki dan perempuan masing-masing 15 orang, dengan tujuan agar dapat melihat perbandingan perilaku konsumen berdasarkan jenis kelamin.

v  LAMPIRAN (kuesioner yang digunakan dalam penelitian)
KUESIONER
Petunjuk: Isilah dengan memberi tanda (X) atau tanda (O) pada jawaban yang anda anggap paling benar.
1.      Jenis Kelamin:
a.       Laki-laki                b. Perempuan
2.      Usia:
a.       < 20 Tahun
b.      20-30 Tahun
c.       > 30 Tahun
3.      Pendidikan terakhir:
a.       SMP
b.      SMA
c.       S1
d.      S2
e.       S3
4.      Profesi:
a.       Buruh
b.      Pelajar/Mahasiswa
c.       Pegawai Swasta/Wiraswasta
d.      Pegawai Negeri
5.      Pendapatan per-bulan:
a.       Rp.750.000 – Rp.1.000.000
b.      Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000
c.       > Rp.2.000.000
6.      Rata-rata pengeluaran per-hari
a.       Rp.< Rp.20.00
b.      Rp.20.000 – Rp.50.000
c.       Rp.50.000 – Rp.100.000
d.      > Rp.100.000
7.      Seberapa sering membeli produkdari J.CO Donuts And Coffee dalam satu minggu
a.       Satu kali
b.      Dua kali
c.       Lebih dari dua kali
8. Berapa lusin donat yang dibeli dalam sekali berkunjung ke J.CO Donuts And Coffee
a.       Setengah lusin
b.      Satu lusin
c.       Dua lusin
9. Apa alasan yang paling mendasari anda untuk membeli produk dari J.CO Donuts And
Coffee
a.       Diajak/ditawarkan/diminta teman, pacar atau anggota keluarga
b.      Cocok dimakan sambil nongkrong samat eman-teman
c.       Cocok untuk dijadikan hadiah atau kado kepada seseorang
d.      Rasanya yang nikmat
e.       Banyaknya menu yang tersedia
f.       Tampilan dan topingnya menarik
10. Apakah anda akan terus mengkonsumsi produk dari J.CO Donuts And Coffee ini
a.       Ya
b.      Tida
11. Apakah anda akan tetap mengkonsumsi produkdari  J.CO Donuts And Coffee
meskipun ada perusahaan kuliner lain yang menawarkan produk lebih baik dari J.CO Donuts And Coffee
a.       Ya
b.      Tidak
12. Apakah anda akan merekomendasikan produk dari J.CO Donuts And Coffee kepada
teman, pacar atau anggota keluarga anda
a.       Ya
b.      Tidak









BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam seminggu responden berjenis kelamin laki-laki lebih dominan membeli prodik dari J.CO lebih dominan satu kali dengan jumlah 8 orang, diikuti lebih dari dua kali sebanyak 6 orang dan yang dua kali hanya 1 orang. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan dalam seminggu lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak dua kali dengan jumlah 8 orang, diikuti satu kali dengan jumlah 5 orang dan yang membeli lebih dari dua kali hanya 2 orang.


Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam seminggu responden yang berprofesi sebagai buruh lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu kali dengan jumlah 4 orang, lalu 0 orang untuk yang membeli sebanyak dua kali maupun lebih dari dua kali.Kemudian responden yang berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak dua kali, diikut satu kali sebanyak 4 orang dan yang membeli lebih dari dua kali hanya 2 orang. Responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta atau wiraswasta lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak satu kali dengan jumlah 3 orang, diimbangi responden yang membeli sebanyak lebih dari dua kali dengan jumlah 3 orang, lalu yang membeli dua kali hanya 2 orang. Responden yang berpofesi sebagai pegawai negeri lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak lebih dari dua kali dengan jumlah 3 orang, diikuti yang membeli satu kali maupun dua kali masing-masing 1 orang.


Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa, responden yang memiliki pendapatan Rp.750.000 – Rp.1.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak satu kali dengan jumlah 6 orang, diikuti yang membeli sebanyak dua kali dengan jumlah 2 orang dan yang membeli lebih dari dua kali 1 orang. Responden yang memiliki pendapatan per bulan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak satu kali diimbangi denga yang membli lebih dari dua kali masing-masing 4 orang, sedangkan yang membeli dua kali hanya 3 orang. Responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp.2.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO dalam seminggu sebanyak dua kali dengan jumlah 4 orang, diikuti responden yang membeli satu kali dan lebih dari dua kali dengan jumlah masing-masing 3 orang.


Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin dengan jumlah 7 orang, diikuti yang membeli sebanyak dua lusin 6 orang dan yang membeli setengah lusin sebanyak 2 orang. Kemudian responden yang berjenis kelamin perempuan lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin dengan jumlah 8 orang, diikuti yang membeli sebanyak satu lusin 4 orang dan yang membeli dua lusin 3 orang.


Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, responden yang berprofesi sebagai buruh lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak setengah lusin dengan jumlah 3 orang, diikuti yang membeli satu lusin 1 orang dan 0 orang yang membeli dua lusin.
Responden yang berprofesi sebagai pelaja atau mahasiswa lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin dengan jumlah 8 orang, diikuti yang membeli sebanyak dua lusin dengan jumlah 3 orang dan yang membeli hanya setengah lusin dengan jumlah 2 orang. Responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta atau wiraswasta lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin dan dua lusin dengan jumlah masing-masing 4 orang, sedangkan yang membeli setengah lusin 0 orang. Responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak dua lusin dengan jumlah 3 orang, diikuti yang membeli satu lusin 2 orang dan yang membeli setengah lusin 0 orang.


Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, responden yang memiliki pendapatan Rp.750.000 – Rp.1.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak setengah lusin dengan jumlah 5 orang, diikuti yang membeli setengah lusin 3 orang dan yang membeli dua lusin hanya 1 orang. Responden yang memiliki pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak satu lusin dengan jumlah 7 orang, diikuti yang membeli setengah lusin dan dua lusin masing-masing 2 orang. Responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp.2.000.000 lebih dominan membeli produk dari J.CO sebanyak dua lusin dengan jumlah 7 orang, diikuti yang membeli satu lusin dengan jumlah 3 orang dan 0 orang yang membeli sebanyak satu lusin.


Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, alsan responden berjenis kelamin laki-laki dalam membeli produk dari J.CO yaitu 14 orang menjawab karena rasa produk yang nikmat, 13 orang menjawab karena diajak/ditawarkan/diminta teman, pacar atau anggota keluarga untuk membelinya, 10 orang menjawab karena cocok untuk dimakan sambil nongkrong, 7 orang menjawab karena produk tersebut cocok dijadikan hadiah atau kado untuk diberikan kepada seseorang, 5 orang yang menjawab karena menu yang ditawarkan banyak, dan 3 orang yang menjawab karena tampilan dari produk J.CO menarik. Lalu alsan responden berjenis kelamin perempuan dalam membeli produk dari J.CO yaitu 15 orang menjawab karena rasa produk nikmat, 10 orang yang menjawab karena diajak/ditawarkan/diminta teman, pacar atau anggota keluarga untuk membelinya, 9 orang menjawab karena cocok dimakan sambil nongkrong sama teman-teman, 9 orang menjawab karena produk dari J.CO cocok untuk dijadikan hadiah atau kado, 5 orang menjawab karena tampilannya menarik dan 4 orang menjawab karena banyaknya menu yang disediakan.




BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kelas sosial konsumen J.CO Donuts And Coffee, Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta adalah kelas sosial menengah dan kelas sosial atas, dengan kesimpulan data; 1) konsumen yang sering membeli produk J.CO adalah konsumen yang berprofesi sebagai pegawai swasta/wiraswasta dan pegawai negeri, 2) konsumen yang sering membeli produk J.CO adalaha konsumen yang memiliki pendapatan per bulan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000, 3) konsumen yang paling banyak membeli produk J.CO adalah konsumen yang berprofersi sebagai pegawai swasta maupun wiraswasta, 4) konsumen yang paling banyak membeli produk J.CO adalah konsumen dengan pendapatan lebih dari Rp.2.000.000 per bulan.














DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, 2008.Teori-Teori Motivasi
Kusumawati, 2013, Analisis Pengaruh Customer Experience Terhadap Minat Beli Ulang.Universitas Diponegoro 
Rama, 2008, Analisis Sikap Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Kunjungan Konsumen Kafe Baca Di Buku Kafe, Depok Jawa Barat.Institut Pertanian Bogor
Semuel, 2007, Perilaku Dan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus 50% Discount Di  Surabaya.Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra – Surabaya.
Oetama, 2011, Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Motor Honda Di Sampit.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sampit
Wahyuni, 2008, Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Fatahillah Surabaya
Simamora, 2000, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurahima, 2014,Kelas Sosial, Stratifikasi Sosial, dan Kebudayaan topik 15&16.


 Nama : Gerry Gregorian 131005142